Lebih Bahagia dengan Menebar Kebahagiaan Ramadhan

Tim Riset Media Berbagi
1002 View Edukasi
04 Feb 2022

Dalam menjalani kehidupan di dunia, menjalani hari dengan bahagia merupakan salah satu tujuan umat manusia, sehingga doa keselamatan dunia akhirat juga digaungkan karena kebahagiaan memang menjadi unsur penting kehidupan. Dengan dirumuskannya kebahagiaan sebagai tujuan umum kehidupan seseorang maka akan banyak manusia berupaya agar mendapatkan makna bahagia yang sesungguhnya. 


Sebagaimana yang dijelaskan bahwa, kebahagiaan sejatinya merupakan tujuan umum yang ingin diraih oleh banyak orang (Lyubomksky, Sheldon, & Schkade, 2005). Maka seseorang cenderung mendekatkan dirinya kepada faktor-faktor atau situasi yang memudahkan kebahagiaan itu diraih. Ia pun akan merasa nyaman saat berada pada kondisi yang mampu membahagiakan dirinya. Seorang individu dapat mengatur faktor-faktor ini menjadi sebuah mekanisme hidup yang mendatangkan kebahagiaan mendalam (Buss, 2000). 


Pada dasarnya, Kebahagiaan dapat dirasakan karena faktor internal maupun faktor eksternal, seperti halnya keberadaan bulan Ramadan bagi umat Islam. Kebahagiaan juga merupakan hal yang subjektif (Costanza dkk., 2007), suatu hal yang menyebabkan kebahagiaan bagi seseorang atau sekelompok orang, belum tentu menyebabkan kebahagiaan pada orang atau kelompok lainnya. Maka, kebahagiaan pun dapat berkaitan dengan lingkungan. Bagi komunitas muslim, bulan Ramadan secara subjektif menjadi sumber kebahagiaan. Kebahagiaan ini ditempuh untuk meningkatkan kualitas hidup, sehingga keberadaannya menjadi sangat penting (Costanza, Fisher, Ali, Beer, Bond, Boumans, & Snapp, 2007).


Hal ini sejalan dengan datangnya Ramadhan, seorang muslim akan merasa bahwa keberadannya semakin penting serta sadar menjalani kehidupan. Tradisi Islam maupun tradisi nusantara, memandang bulan Ramadan sebagai bulan yang penuh dengan kesempatan melakukan perbuatan baik. Dalam Islam, kebahagiaan akan datang salah satunya saat perbuatan baik dilakukan manusia (Sodiq, 2016). Bulan Ramadan pun merupakan bulan pencerahan spiritual, yang mampu meningkatkan kesejahteraan secara psikologis, sehingga berimplikasi pada kebahagiaan (Zaprulkhan, 2007).


Selain itu, Bulan Ramadan mampu menjadi sumber kebahagiaan karena bulan ini pun merupakan ruang untuk mengekspresikan keimanan, dimana kegiatan beribadah maupun berbuat  bebas, ditunjang oleh suasana yang positif. Hal ini dapat mendatangkan kebahagiaan, karena bagi seorang muslim iman adalah salah satu penyebab munculnya kenyamanan hidup, ketenangan, hingga kebahagiaan dalam kehidupan (Najati, 2004)


Jadi dalam kesempatan Ramadhan, meski dibarengi bertambahnya kewajiban bagi umat Islam yaitu berupa puasa, zakat, menahan diri dari dosa dan sebagainya, ternyata hal ini tidak menyurutkan rasa bahagia karena merasa beban bertambah. Tapi ketika seseorang menyadari adanya pahala berlipat dalam mengekspresikan iman serta adahanya kebahagiaan karena meningkatnya kualitas hidup hal ini menjadikan manusia menyukai datangnya bulan Ramadhan. Begitu pula bagi lembaga filantropi, yang bergerak pada pengumpulan zakat dan donasi, biasanya bulan Ramadhan adalah momen panen puncak penggalangan dana, hanya saja perlu cara-cara kreatif yang bisa dicicil mulai dari sekarang untuk meningkatkan trust pada masyarakat.


Sumber:

Royanulloh, Komari. Jurnal Psikologi Islam dan Budaya : Bulan Ramadan dan Kebahagiaan Seorang Muslim. UIN Walisongo Kota Semarang : 2019

Ruang Edukasi

Ikut berkontribusi menghadirkan edukasi dengan topik-topik filantropi

SEMUA KEBUTUHAN HANYA DALAM SATU PLATFORM!

Fundraising management System (FMS) telah dirancang untuk memudahkan kebutuhan lembaga mulai dari perencaaan, penggalangan dana, penyaluran dan pelaporan

© 2022 FMS . PT. Media Berbagi Indonesia