Meningkatnya Emosi Positif Menjelang Ramadhan

Tim Riset Media Berbagi
1002 View Edukasi
02 Feb 2022

Dalam menjalani kehidupan, akan sangat wajar seseorang mengalami kondisi emosi positif begitu pula sebaliknya, kondisi emosi negatif.


Kondisi emosi ini akan naik turun bergantung penyebab, baik itu kondisi, suasana, maupun waktu. Uniknya terdapat kondisi mayoritas dimana manusia mengalami peningkatan emosi positif sekaligus penurunan emosi negatif, momen ini terjadi pada waktu yaitu salah satunya menjelang Ramadhan.


Kondisi bahagia memengaruhi keadaan seseorang secara keseluruhan, baik itu keadaan sosial maupun emosi. Saat seseorang sedang bahagia, ia merasakan perasaan positif pada sebagian besar waktunya, meskipun demikian sesekali dapat muncul perasaan negatif (Diener & Seligman, 2002).


Hal ini pun dinyatakan oleh Carra (2013), bahwa kebahagiaan sebagai keadaan psikologis yang positif, ditandai oleh tingginya tingkat emosi positif dan rendahnya tingkat emosi negatif. Dengan demikian, salah satu indikator yang dapat dijadikan tolak ukur kebahagiaan adalah keadaan emosi positif dalam dirinya.


Semakin sering emosi positif dirasakan pada suatu periode waktu tertentu, maka semakin bahagia orang tersebut. Artinya, orang yang bahagia merasakan emosi positif tertentu yang lebih sering dibandingkan dengan emosi negatif.


Semakin sering emosi positif dirasakan pada suatu periode waktu tertentu, maka semakin bahagia orang tersebut. Artinya, orang yang bahagia merasakan emosi positif tertentu yang lebih sering dibandingkan dengan emosi negatif.


Berdasarkan uraian tersebut, kehadiran bulan Ramadan diduga berkaitan dengan kebahagiaan. Artinya diduga emosi positif meningkat lebih tinggi ketika bulan Ramadan tiba serta sebaliknya, emosi negatif cenderung menurun.


Berdasarkan hasil analisis statistik sebuah penelitian, memperlihatkan adanya korelasi yang signifikan antara emosi positif maupun negatif dengan waktu menjelang Ramadan. Emosi positif berkorelasi positif dengan kedatangan bulan Ramadan.


Artinya, semakin dekat Ramadan semakin meningkat emosi positif seorang muslim. Sementara, emosi negatif berkorelasi negatif dengan kedatangan bulan Ramadan. Artinya, seorang muslim semakin sedikit merasakan emosi negatif saat Ramadan datang. Semakin besarnya emosi positif dirasakan dibandingkan emosi negatif, semakin besar perasaan bahagia yang dirasakan seseorang.


Dari hasil penelitian tersebut, bisa kita simpulkan bahwa meskipun di satu sisi Bulan Ramadhan merupakan bulan bertambahnya kewajiban khusus bagi umat muslim, tapi mayoritas umat muslim sepakat bahwa kewajiban-kewajiban tersebut bukanlah menjadikan munculnya emosi negatif pada jiwa mereka, tapi justru emosi positif terlebih semakin meningkat semakin dekat masuk bulan Ramadhan.


Kabar baik inu mungkin akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda bagi reaponden yang tingkat literasi agama dan keimanannya belum kuat. Meskipun begitu sebagai pengelola lembaga filantropi, mulai bisa menyiapkan bahan-bahan yang mendukung meningkarnya emosi positif ini agar semakin terealisasi di Bulan Ramadhan.


Sumber:

Royanulloh, Komari. Jurnal Psikologi Islam dan Budaya : Bulan Ramadan dan Kebahagiaan Seorang Muslim. UIN Walisongo Kota Semarang : 2019

Ruang Edukasi

Ikut berkontribusi menghadirkan edukasi dengan topik-topik filantropi

SEMUA KEBUTUHAN HANYA DALAM SATU PLATFORM!

Fundraising management System (FMS) telah dirancang untuk memudahkan kebutuhan lembaga mulai dari perencaaan, penggalangan dana, penyaluran dan pelaporan

© 2022 FMS . PT. Media Berbagi Indonesia